Site Network: Home | Blogcrowds | Gecko and Fly | About

Membidik Cilacap sebagai Kampung Gurame

Dari 66 hektar yang diproyeksikan, Cilacap kebagian lahan pengembangan 30 hektar, 45%

Meski bukan produsen utama perikanan budidaya gurame di Jawa Tengah (Jateng), Cilacap merupakan salah satu daerah sasaran pengembangan kawasan kampung gurame (gurame center) di Jawa Tengah (Jateng). Dari 66 hektar yang diproyeksikan, Cilacap kebagian lahan pengembangan sebanyak 30 hektar (45%), dengan harapan mampu memproduksi 20 ton/ha/tahun (sekali panen). Selain Cilacap, beberapa daerah pengembangan kawasan lainya adalah Banjarnegara (15 ha), Banyumas (13 ha) dan Purbalingga (8 ha).
Dipilihnya Cilacap sebagai basis terluas untuk pengembangan kawasan gurame di Jateng karena daerah ini memiliki luas lahan ‘tidur’ yang belum terjamah. Selain itu, juga didukung letaknya yang strategis karena berada di perbatasan Jateng dan Jawa Barat (Jabar) yang relatif dekat Ibukota Jakarta. Sehingga pangsa pasar lebih cepat dan dekat dijangkau. “Cilacap bukan hanya potensi budidaya, tapi juga pasar yang mudah terjangkau,” terang Galih Rasiono, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) Jateng.

Mulai Berkembang
Adalah Kecamatan Maos, salah satu wilayah potensi yang mampu membuktikan kehandalan pasokan rutinitasnya mencapai 6 kuintal saban minggunya, dari lahan yang dimanfaatkan 27,16 ha. Pasar utamanya Jakarta dan Bandung..
Sejauh ini, untuk pengembangan perikanan budidaya secara umum Cilacap baru memanfaatkan lahan sebanyak 17% (433.32 ha), dari luas lahan 2.535 ha yang dimiliki. Maka menjadi sebuah keniscayaan, melalui pengoptimalan lahan sisa tersebut di kemudian hari Cilacap merupakan pusat budidaya perikanan. Perkembangan budidaya perikanan gurame Cilacap juga dilaporkan oleh Sri Sunarti, penyuluh lapang Dinas Pertanian Cilacap. Ia mengatakan, beberapa tahun belakangan terjadi penambahan/perluasan lahan. Diindikasikan dengan bertambahnya “jam kunjungan” kerjanya ke lapangan. Termasuk ia seringkali dimintai bantuan mencarikan benih, sarana-prasana sampai akses pasar. Bahkan ia membantu menyusun proposal pengajuan permohonan penambahan modal ke Bank.
Kegigihan petugas penyuluh lapang Sri Sunarti ini dirasakan langsung oleh H Purwoko, pembudidaya gurame Maos-Cilacap. Peran Sri dalam transfer informasi dengan pendekatan persaudaran diakui Purwoko mengantarkan kesuksesannya sebagai pembudidaya gurame ternama di daerah itu. “Bukan saja sebagai petugas penyuluh, tapi mitra kerja,” kata pemilik 23 kolam di atas lahan 1,6 hektar ini.

0 komentar:

Posting Komentar